Nasehat untuk Pemimpin

Saya ingin mengutip nasehat dari sebuah buku. Hal ini kadang menjadi sepele yang tidak pernah menjadi perhatian penting. Namun efeknya sangat menyedihkan, dapat merusak mental seorang manusia sampai akhir khayatnya. Inilah kutipannya:

Anak-anak amat peka terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk apa yang berlangsung di tengah-tengah keluarganya. Sengketa yang terjadi di antara ayah dan ibu walaupun tidak secara langsung melibatkan diri anak-anak mereka, namun gelombang ketegangan yang ditimbulkan oleh sengketa tersebut secara otomatis akan merasuki batin anak-anak itu. Memang, secara lahiriah, anak-anak itu tidak menampakan reaksi, tetapi dalam benak mereka terjadi tanda tanya yang kelak akan keluar dalam bentuk perilaku yang tidak wajar.

Sikap orang tua yang kasar, baik itu sikap kasar antara suami-istri ataupun orang tua kepada anak-anak mereka, dan entah itu sikap kasar dalam bentuk kata-kata seperti kebiasaan mengumbar amarah dengan kata-kata kasar menyakitkan, memaki, membentak, berteriak-teriak sehingga seolah-olah atap rumah akan ambruk dibuatnya, ataupun bentuk kekasaran melalui perbuatan seperti memukul, menggebrak meja, atau melempar piring, semua bentuk perilaku kasar tersebut akan menciptakan suasana tegang dan rasa tidak nyaman di dalam hati anak-anak itu, sehingga mereka merasa tertekan apabila berhadapan dengan ayah atau ibunya yang kasar itu. Jiwa mereka tertekan, tetapi mereka tidak berani mengekspresikannya secara terang-terangan. Sedikit banyak kondisi negatif itu telah membuat kepribadian mereka menjadi tidak stabil.

Jadi teringat, ketika di Bandung saya memiliki seorang pimpinan yang benar-benar luar biasa. Tak pernah marah, tak pernah saya merasa disuruh, tak pernah merendahkan martabat siapapun, sangat menaruh perhatian yang tinggi terhadap setiap lawan bicaranya, pendengar yang baik, begitu ramah, begitu sayang kepada bawahannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mercon Buaya