Pacaran Yang Tidak Sehat
Oke sebelum saya dicerca semua orang, saya ingatkan bahwa di post ini hanya dituliskan tentang pacaran yang tidak sehat. Untuk yang telah mendapatkan kebaikan, manfaat dan keuntungan dari pacaran, silakan bersyukur ya :) semoga aman sampai menikah.
Sampai saat ini saya belum pernah memiliki pengalaman pacaran (huuuuuuuuu,, heuheuh). Jadi belum tau manfaat, kebaikan, kejelekan dari yang namanya pacaran bahkan pacaran itu ngapain aja saya engga tau. Hanya saja tentu kita dapat mengambil suatu ilmu dengan berkaca kepada pengalaman orang lain dan tidak perlu mengalaminya sendiri kan?
Beberapa waktu lalu saya iseng-iseng searching di inet lalu menemukan satu situs pemerintah yang memiliki program asuh terhadap remaja. Klik disini. Disana ada rubrik curhat dan konsultasi. Heuhue, penasaran nih curhatnya remaja Indonesia apa saja. Beuuh, ternyata para remaja kita sangat-sangat terbuka dalam berpendapat. Saya beberapa kali geleng-geleng kepala melihat curhat-curhatnya. Ada yang lucu, ada yang miris, terenyuh, macem-macem.
Ada beberapa remaja yang bertanya tentang data kejadian hubungan intim pra nikah di beberapa kota di Indonesia yang hasilnya luar biasa. Angka-angkanya meleset jauh diluar perkiraan saya. Silakan lihat statistik nya disini
Ada juga yang bertanya masalah kesehatan organ reproduksi, program pengaturan kehamilan, aktivitas-aktivitasnya dsb.
Dari sejumlah curhat (klik disini) , saya menemukan recurring question mengenai kekhawatiran penanya mengenai kehamilan pra nikah yang dialaminya. Dan yang terungkap disini tampaknya bagai fenomena gunung es. Heuuuff, dengan polosnya bercerita bahwa dia dan pacarnya melakukan hal-hal yang sepatutnya dilakukan oleh suami-isteri. Dari kepolosannya bercerita seakan perbuatannya bukan hal yang besar.
Penanya tersebut juga menceritakan bahwa pada awal-awal pacaran hanya sebatas teman dekat. Lalu beberapa bulan kemudian sang pacar mulai meminta ciuman, pegang-pegang di tubuhnya. Permitaan tersebut dilema untuk ditolak, jika ditolaknya akan dianggap tidak cinta (huffftt). Setelah terbiasa dengan hal-hal tersebut berlanjut kepada aktivitas yang lebih menantang hingga akhirnya sang pacar meminta hubungan intim yang lagi-lagi tak bisa ditolaknya karena rasa sayang tadi. Dan luar biasanya, aktivitas tersebut sama sekali tidak diketahui oleh siapapun. Orang tua tidak mengetahui, teman pun tak mengetahuinya. Luar biasa sempurna persembunyiannya. Hanya mereka berdua yang mengetahui.
Lalu setelah mendapatkan kenikmatan itu, mereka mulai cemas dihantui kengerian. Pacarnya tidak menstruasi seperti biasanya. Bagaimana nasib jabang bayi yang dikandungnya. Tentunya keluarga sulit memberi restu, persiapan menikah pun tak ada, sedangkan mereka masih di bangku sekolah.
Whoaa, memang tampaknya sulit untuk tidak tergelincir bahkan untuk orang sekelas ustad pun jika udah ada kesempatan dan situasi dianggap aman bisa jadi jatuh juga. Apalagi kita-kita. Saya pernah membaca ilustrasi seorang yang awalnya benar-benar alim yang disuruh masyarakat untuk merawat seorang perempuan yang terbuang. Awalnya biasa saja. Dia membawakan makanan tanpa bertatap muka berbatas hijab, lama-lama ngobrol sekedarnya, ngobrol seru, bertemu sampai akhirnya jatuh. Perempuan itu hamil. Untuk menutupi tindakannya, akhirnya sang perempuan itu di akhiri hidupnya. Heuuuftt, ilustrasinya memang agak lebay, tapi possibly kan?
Kalo kata mas Didats Triadi 'Mungkin ada benarnya juga kalau ada larangan tentang pacaran. Lah wong semua nanggung… :p Apa coba enaknya yang nanggung-nanggung… :D' yang beliau share di blognya yang ini
Mas Didats juga melanjutkan di blognya yang satu lagi bahwa
Kehidupan setelah menikah sungguh menakjubkan. Rasanya seperti pacaran, tapi sudah halal mau ngapain aja. Hehe… Sudah ga ada lagi kata-kata 'jangan kesitu' atau 'eh, ada orang'. Huahaha… :P
*plak….!*
Yah intinya, bayangan-bayangan kita yang sebelum menikah itu cuma seujung kuku. Kehidupan setelah menikah itu melebihi bayangan-bayangan ketika sebelum menikah.
Lalu bagaimana menjalin hubungan sampai kita bisa melaksanakan pernikahan? Entahlah saya juga tidak tahu, belum ada pengalaman heuhue. Mungkin artikel-artikel di eramuslim dapat menginspirasi seperti artikel yang berikut ini
Yah, semoga kita diberikan jalan yang baik dan sehat ya. Amin.
Komentar