Berpikir Dalam Cara Pandang Orang Lain
Tadi pagi sambil mengisi waktu dalam perjalanan ke kantor, saya seperti biasa menyempatkan baca-baca salah satu bab dari bukunya Dale Carnegie. Disitu ditekankan tentang manfaat dari melihat segala sesuatu berdasarkan cara pandang orang lain. Di buku itu dipaparkan banyak kisah menarik yang membuat saya termotivasi untuk mengimplementasikannya sesegera mungkin.
Ketika sampai di trotoar depan China Embassy Mega Kuningan, sekitar 20 langkah di depan, saya melihat dua orang turis yang kelihatannya sih berasal dari China sedang berfoto-foto dengan latar belakang China Embassy. Turis tersebut tampak sudah sepuh, sepasang suami isteri. Mereka saling bergantian berfoto.
Lalu saya coba berfikir dengan cara pandang turis tersebut. Mereka adalah sepasang suami isteri, tentu saja ingin berfoto berdua. Mungkin saja, saat itu adalah terakhir kalinya mereka tinggal di Indonesia karena visa habis atau apalah. Hemm, jika saya tawarkan untuk saya foto bersama tentu mereka akan sangat senang.
Akhirnya saya tersenyum dan memberanikan diri menawarkan apakah mereka ingin saya fotokan. Mereka ternyata sangat senang sekali, sumeringah. Saya jadi ikutan sumeringah melihat mereka bahagia. Lalu saya ambil satu kali foto di depan Embassy. Mereka tampak bahagia sekali ketika saya foto bahkan sempat meminta satu kali lagi untuk difoto.
Walaupun saya dan mereka berbeda bahasa dan budaya, tetapi senyum selalu dapat diterima oleh siapa saja. Senyum adalah bahasa universal!
Hemmm,, sangat menyenangkan bisa membantu orang lain dengan tulus. Ada rasa menyenangkan di dalam hati yang tak bisa diungkapkan kata-kata, hanya bisa dirasakan saja. Luar biasa.
Pssttt, ternyata mereka mampu mengucapkan beberapa patah kata dalam bahasa Indonesia dengan fasih,, hebadd :)
Ketika sampai di trotoar depan China Embassy Mega Kuningan, sekitar 20 langkah di depan, saya melihat dua orang turis yang kelihatannya sih berasal dari China sedang berfoto-foto dengan latar belakang China Embassy. Turis tersebut tampak sudah sepuh, sepasang suami isteri. Mereka saling bergantian berfoto.
Lalu saya coba berfikir dengan cara pandang turis tersebut. Mereka adalah sepasang suami isteri, tentu saja ingin berfoto berdua. Mungkin saja, saat itu adalah terakhir kalinya mereka tinggal di Indonesia karena visa habis atau apalah. Hemm, jika saya tawarkan untuk saya foto bersama tentu mereka akan sangat senang.
Akhirnya saya tersenyum dan memberanikan diri menawarkan apakah mereka ingin saya fotokan. Mereka ternyata sangat senang sekali, sumeringah. Saya jadi ikutan sumeringah melihat mereka bahagia. Lalu saya ambil satu kali foto di depan Embassy. Mereka tampak bahagia sekali ketika saya foto bahkan sempat meminta satu kali lagi untuk difoto.
Walaupun saya dan mereka berbeda bahasa dan budaya, tetapi senyum selalu dapat diterima oleh siapa saja. Senyum adalah bahasa universal!
Hemmm,, sangat menyenangkan bisa membantu orang lain dengan tulus. Ada rasa menyenangkan di dalam hati yang tak bisa diungkapkan kata-kata, hanya bisa dirasakan saja. Luar biasa.
Pssttt, ternyata mereka mampu mengucapkan beberapa patah kata dalam bahasa Indonesia dengan fasih,, hebadd :)
Komentar