Super Busy Highway
Saya berdiri di rerumputan pinggir sebuah jalan tol tersibuk di dunia di sebuah siang yang terik. Saya ingin memetik sebuah bunga cantik yang ada di tengah pembatas jalur kiri dan kanan. Kulihat ke arah kiri melihat satu kendaraan melaju dengan sangat cepat menghempaskan angin membawa kepala ini untuk berputar ke kanan melihat mengikuti lajunya. Begitu cepat.
Di seberang sana jalur tak kalah sibuk. Sampai suatu ketika jalur menjadi lengang. Hanya semilir angin yang terasa. Dengan tergesa saya melangkah ke tengah jalur tanpa memedulikan apapun yang akan terjadi. Belum sempat saya mencapai tengah jalur, tiba-tiba jalur kembali ramai. Tidak ada kesempatan untuk maju apalagi mundur. Ratusan bunyi klakson memekakan telinga, kadang pula berupa teriakan. Saya masih berdiri di setengah perjalanan, mencoba bertahan dari arus yang tak pernah lelah melaju. Terus begitu sampai awan hitam menurunkan hujan yang sangat lebat. Saya hanya bisa melihat bunga itu mulai lelah bertahan dari serangan hujan sampai akhirnya jatuh dan terhempas entah kemana. Dan saya masih berada di setengah jalan.
Di seberang sana jalur tak kalah sibuk. Sampai suatu ketika jalur menjadi lengang. Hanya semilir angin yang terasa. Dengan tergesa saya melangkah ke tengah jalur tanpa memedulikan apapun yang akan terjadi. Belum sempat saya mencapai tengah jalur, tiba-tiba jalur kembali ramai. Tidak ada kesempatan untuk maju apalagi mundur. Ratusan bunyi klakson memekakan telinga, kadang pula berupa teriakan. Saya masih berdiri di setengah perjalanan, mencoba bertahan dari arus yang tak pernah lelah melaju. Terus begitu sampai awan hitam menurunkan hujan yang sangat lebat. Saya hanya bisa melihat bunga itu mulai lelah bertahan dari serangan hujan sampai akhirnya jatuh dan terhempas entah kemana. Dan saya masih berada di setengah jalan.
Komentar