Budaya Membuang Sampah
Saya menemui sebuah fakta yang sangat-sangat mudah reader temui di negara kita. Menyedihkan memang, mungkin memalukan. Ternyata beberapa diantara saudara-saudara kita setanah air sangatlah malas untuk membuang sampah pada tempatnya bahkan secuilnya. Mereka lebih senang membuangnya langsung di tempat mereka berada. Tidak ada sadar bersih sama sekali. Bahkan agama selalu menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan.
Berikut adalah salah satu fakta yang saya temui.
Malam itu seperti biasa saya menjemput krl di st tebet. Tapi karena ada informasi bahwa sebentar lagi akan ada kereta dengan pemberhentian terakhir st manggarai saya pun rela untuk menuju manggarai terlebih dahulu. Saya pikir kereta tersebut akan kembali ke bogor, ternyata salah. Akhirnya saya menunggu kereta berikutnya di st manggarai.
Nah, di manggarai saya duduk di tempat duduk peron lima menghadap ke peron 6. Saya biasanya tak terlalu memperhatikan kebersihan stasion, namun kali ini saya kira keterlaluan.
Lantai dihadapan saya tak jauh seperti tempat sampah saja. Gelas plastik aqua gelas yang sudah ringsek, kepalan kertas koran lusuh, sendok plastik putih bekas nasi uduk, ceceran abu rokok, tumpahan air minum, kantong kresek hitam, plastik bekas aksesoris wanita, sejumlah carik kertas lusuh, bungkus permen, puntung rokok, sedotan, remah-remah nasi yang berantakan, bekas tisu, biji salak dan rupa-rupa sampah kemasan dari ukuran kecil ada disana. Terenyuh melihatnya..
Lalu saya palingkan pandangan ke arah atap. Disana seharusnya terpasang tralis untuk menjaga agar penumpang tidak bisa menaiki atap kereta. Namun tralis itu jebol seperti telah diamuk dinosaurus predator yang ada di film jurassic park. Mengharukan sekali.
Kita tak lagi dapat menyangkal bahwa mental beberapa saudara-saudara kita memang seperti itu. Mental masyarakat sebuah bangsa besar bernama Indonesia. Saya sendiri merasa malu. Tak mengapa lah kita merasa malu.. Mudah-mudahan dengan rasa malu tersebut kita bisa memperbaiki diri agar tidak malu lagi.
Saya sangat bangga jika rekan-rekan semuanya dengan sadarnya menahan diri untuk membuang sampah sembarangan. Tahanlah, peganglah sampai kita temui tong sampah terdekat. Insya Allah berpahala. Jika kesulitan menemui tong sampah, tak apalah kita simpan lebih dahulu di saku kita, toh tak akan terlalu membebani bukan? Setelah kita membuangnya ke tempat sampah, selanjutnya adalah tanggung jawab pemerintah kita untuk mengelola sampah tersebut.
Mari kita saling mengingatkan diri, teman, adik, anak, saudara-saudara kita setanah air. Kita semua tentu akan sangat berbahagia jika negara kita bersih dan rapi. Warganya sadar akan kebersihan tanpa harus diintimidasi dengan pasal-pasal seperti di negara tetangga. Indah bukan?
Berikut adalah salah satu fakta yang saya temui.
Malam itu seperti biasa saya menjemput krl di st tebet. Tapi karena ada informasi bahwa sebentar lagi akan ada kereta dengan pemberhentian terakhir st manggarai saya pun rela untuk menuju manggarai terlebih dahulu. Saya pikir kereta tersebut akan kembali ke bogor, ternyata salah. Akhirnya saya menunggu kereta berikutnya di st manggarai.
Nah, di manggarai saya duduk di tempat duduk peron lima menghadap ke peron 6. Saya biasanya tak terlalu memperhatikan kebersihan stasion, namun kali ini saya kira keterlaluan.
Lantai dihadapan saya tak jauh seperti tempat sampah saja. Gelas plastik aqua gelas yang sudah ringsek, kepalan kertas koran lusuh, sendok plastik putih bekas nasi uduk, ceceran abu rokok, tumpahan air minum, kantong kresek hitam, plastik bekas aksesoris wanita, sejumlah carik kertas lusuh, bungkus permen, puntung rokok, sedotan, remah-remah nasi yang berantakan, bekas tisu, biji salak dan rupa-rupa sampah kemasan dari ukuran kecil ada disana. Terenyuh melihatnya..
Lalu saya palingkan pandangan ke arah atap. Disana seharusnya terpasang tralis untuk menjaga agar penumpang tidak bisa menaiki atap kereta. Namun tralis itu jebol seperti telah diamuk dinosaurus predator yang ada di film jurassic park. Mengharukan sekali.
Kita tak lagi dapat menyangkal bahwa mental beberapa saudara-saudara kita memang seperti itu. Mental masyarakat sebuah bangsa besar bernama Indonesia. Saya sendiri merasa malu. Tak mengapa lah kita merasa malu.. Mudah-mudahan dengan rasa malu tersebut kita bisa memperbaiki diri agar tidak malu lagi.
Saya sangat bangga jika rekan-rekan semuanya dengan sadarnya menahan diri untuk membuang sampah sembarangan. Tahanlah, peganglah sampai kita temui tong sampah terdekat. Insya Allah berpahala. Jika kesulitan menemui tong sampah, tak apalah kita simpan lebih dahulu di saku kita, toh tak akan terlalu membebani bukan? Setelah kita membuangnya ke tempat sampah, selanjutnya adalah tanggung jawab pemerintah kita untuk mengelola sampah tersebut.
Mari kita saling mengingatkan diri, teman, adik, anak, saudara-saudara kita setanah air. Kita semua tentu akan sangat berbahagia jika negara kita bersih dan rapi. Warganya sadar akan kebersihan tanpa harus diintimidasi dengan pasal-pasal seperti di negara tetangga. Indah bukan?
Komentar