Roti Keliling
Barusan sepulang makan sahur di warung nasi di sebelah stasion saya berpapasan dengan seorang penjual roti keliling di belokan terakhir gang menuju kontrakanku. Dia tampaknya berusia lebih muda. Dengan berbekal klakson dia berkeliling di wilayah kami menanggung dua lemari roti yang tampaknya tidak bisa dianggap ringan. Wajahnya terlihat polos sekali.
Beugh, saya sangat salut. Dini hari, gang yang sepi, berkeliling menanggung dagangan, berusaha mencari nafkah yang bisa jadi bukan hanya untuk dirinya sendiri. Bisa jadi juga untuk membantu keluarganya. Perlu motivasi yang sangat besar untuk bisa melakukan hal itu. Dengan usia yang masih muda, tanpa keluhan berusaha mencari celah2 untuk menjajakan rotinya di sela-sela masyarakat yang kemungkinan besar telah kenyang makan sahur. Sepertinya tidak ada kata menyerah dalam dirinya.
Luar biasa...
Beugh, saya sangat salut. Dini hari, gang yang sepi, berkeliling menanggung dagangan, berusaha mencari nafkah yang bisa jadi bukan hanya untuk dirinya sendiri. Bisa jadi juga untuk membantu keluarganya. Perlu motivasi yang sangat besar untuk bisa melakukan hal itu. Dengan usia yang masih muda, tanpa keluhan berusaha mencari celah2 untuk menjajakan rotinya di sela-sela masyarakat yang kemungkinan besar telah kenyang makan sahur. Sepertinya tidak ada kata menyerah dalam dirinya.
Luar biasa...
Komentar